Pemerintah optimis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2% pada tahun 2025. Keyakinan ini dikemukakan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat paripurna Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, pada hari Senin (15/12/2025).
“Target 5,2% tahun ini, insya Allah tercapai. Dan, pada kuartal keempat juga insya Allah, kenaikannya di atas 5,4%,”
kata Airlangga.
Airlangga menekankan pentingnya stabilitas perekonomian nasional, indikator makro ekonomi yang solid, serta upaya mendorong konsumsi akhir tahun dan kesejahteraan ekonomi keluarga.
“Situasi indikator makro sampai akhir tahun ini masih baik, termasuk indeks harga saham gabungan all time high dan sejak Januari naik 20%. Ini salah satu tertinggi di Asia,”
kata dia.
Dia menjelaskan bahwa neraca perdagangan dan transaksi berjalan masih menunjukkan surplus, dengan cadangan devisa tetap tinggi. Pertumbuhan kredit nasional terus positif dan didukung likuiditas kuat, yang diharapkan mendorong perekonomian tahun depan.
“Yang positif pertumbuhan kredit tetap positif 7,36%. Dan, uang premier yang digelontorin Pak Menkeu juga tinggi. Tumbuh 13,3%, Rp 2.136 triliun. Jadi efeknya tahun depan akan positif, Pak Presiden,”
ujarnya.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ini, pemerintah berinisiatif meningkatkan konsumsi masyarakat melalui program belanja Natal dan Tahun Baru (Nataru), baik secara daring maupun lewat ritel nasional. Sektor pariwisata juga terus didorong dengan berbagai acara nasional sepanjang Desember.
“Ada 37 event di bulan Desember ini sehingga ini juga akan mendorong pergerakan daripada penduduk Indonesia, Pak Presiden,”
ungkapnya.
Dalam mendukung mobilitas masyarakat selama liburan akhir tahun, Airlangga mengusulkan kebijakan fleksibilitas kerja.
“Kami usulkan untuk work from anywhere and everywhere,”
ujarnya.
Airlangga mengungkapkan bahwa penguatan kebijakan kesejahteraan ekonomi keluarga menjadi sangat penting, melalui perubahan Dewan Nasional Keuangan Inklusif menjadi Dewan Nasional Kesejahteraan Keuangan serta peningkatan inklusi keuangan nasional.
“Inklusi keuangan kita capaiannya sudah baik, 92,7%. Literasi keuangannya 66,4%. Dibandingkan negara OECD rata-rata, 62%,”
kata dia.




